MAKALAH ILMU PENDIDIKAN
LANDASAN DAN ASAS PENDIDIKAN SERTA IMPLEMENTASINYA DALAM
PENDIDIKAN PRAKTIS
Oleh
Kelompok V
Nama :
Maria Clotilde Lesu
Riani A.Tuan Tanof
Siti Saida Pella
Prodi :
Bimbingan Konseling
Semester : I
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2015/2016
KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur senantiasa penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan Hidayah dan Inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
“Landasan dan Asas Pendidikan serta Implementasinya dalam Pendidikan Praktis”
yang dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan tahun
ajaran 2015/2016.
Penulis
juga ingin mengucapkan terimakasih bagi seluruh pihak yang telah membantu
penulis dalam pembuatan Makalah ini dan berbagai sumber yang telah penulis
pakai sebagai data dan fakta pada Makalah ini.
Penulis
menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kata sempurna,oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis
harapkan demi kesempurnaan Makalah ini.
Kupang,13
Oktober 2015
Penulis
|
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR............................................................................ ………………….. ii
DAFTAR ISI.......................................................................................... ………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................. …………………. 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………….... 1
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………………………. 1
1.4
Manfaat
Penulisan............................................................................. ………………….. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Filosofi
Sebagai Landasan Pendidikan............................................. ………………….. 3
2.2 Pancasila
Sebagai Pandangan Dan Cara Hidup Bangsa................... ………………….. 6
2.3 Pentingnya
Psikologi Sebagai Landasan Pendidikan........................ …………………..7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................................... …………………… 10
3.3 Saran.................................................................................................. ………………….. 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. ………………….. 11
|
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pendidikan
merupakan bagian penting dari kehidupan yang sekaligus membedakan manusia
dengan makhluk hidup lainnya.Hewan juga “belajar” tetapi lebih ditentukan oleh
instinknya, sedangkan manusia belajar berarti merupakan rangkaian kegiatan
menuju pendewasaan guna menuju kehidupan yang lebih berarti. Anak-anak menerima
pendidikan dari orang tuanya dan manakala anak-anak ini sudah dewasa dan
berkeluarga mereka akan mendidik anak-anaknya,begitu juga di sekolah dan
perguruan tinggi,para siswa dan mahasiswa diajar oleh guru dan dosen.
Pandangan klasik tentang
pendidikan,pada umumnya dikatakan sebagai pranata yang dapat menjalankan tiga
fungi sekaligus.Pertama,mempersiapkan generasi muda untuk untuk memegang
peranan-peranan tertentu pada masa mendatang.Kedua,mentransfer pengetahuan,
sesuai dengan peranan yang diharapkan.Ketiga,mentransfer nilai-nilai dalam
rangka memelihara keutuhan dan kesatuan masyarakat sebagai prasyarat bagi
kelangsungan hidup masyarakat dan peradaban.Butir kedua dan ketiga di atas
memberikan pengertian bahwa pandidikan bukan hanya transfer of knowledge tetapi
juga transfer of value.Dengan demikian pendidikan dapat menjadi penolong bagi
umat manusia.Landasan Pendidikan marupakan salah satu kajian yang dikembangkan
dalam berkaitannya dengan dunia pendidikan.
Landasan Pendidikan diperlukan dalam
dunia pendidikan khususnya di negara kita Indonesia,agar pendidikan yang sedang
berlangsung dinegara kita ini mempunyai pondasi atau pijakan yang sangat kuat
karena pendidikan di setiap negara tidak sama.Untuk Negara kita diperlukan
landasan pendidikan,diantaranya landasan filosofis dan landasan psikologi.
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksudkan dengan filisofi sebagai landasan
pendidikan
2) Mengapa Pancasila sebagai pandangan dan cara hidup Bangsa
3) Bagaimana peran landasan psikologi dalam dunia pendidikan
11.3 Tujuan Penulisan
|
Tujuan
dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Ilmu Pendidikan.
1.3 Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan Makalah ini adalah agar pembaca dapat
mengetahui:
1)
Filosofis sebagai landasan
pendidikan
2)
Pancasila sebagai pandangan dan cara
hidup Bangsa
3)
Peran landasan psikologi dalam dunia
pendidikan
|
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Filosofi
Sebagai Landasan Pendidikan
Landasan
filosofi dalam pendidikan adalah landasan pendidikan yang ditinjau dari
filsafat yakni bidang ilmu yang berusaha merumuskan citra tentang manusia dan
masyarakatnya.Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari filsafat karena filsafat
berusaha merumuskan citra tentang manusia dan masyarakat sedangkan pendidikan
merupakan proses untuk mewujudkan citra tersebut.
Berikut
akan dikemukakan beberapa aliran filsafat pendidikan:
1) Naturalisme
Filsafat
naturalisme dalam pendidikan berpandangan bahwa kebenaran yang sebenarnya
adalah segala sesuatu yang dapat ditangkap oleh pancaindra.Dengan
demikian,pendidikan harus memberikan pengetahuan yang dapat dibuktikan melalui
hasil pengelihatan,pendengaran,pengecapan,perabaan,dan penciuman.Hasil
penginderaan menjadi pengalaman manusia yang diproses melalui perasaan dan
pemikiran dan diekspresikan secara verbal melalui bahasa dan secara nonverbal
melalui tindakan dan perbuatan.
Filsafat
naturalisme ini berkaitan erat dengan pandangan-pandangan
realisme,materealisme,dan positivism yang pada dasarnya berasumsi bahwa
pendidikan adalah usaha mengajarkan pengetahuan sebagai pembimbing kehidupan
terbaik seperti Sejarah,Bahasa,IPA dan Matematika.
2) Idealisme
Filsafat
idealisme menegaskan bahwa hakikat kenyataan adalah ide sebagai gagasan
kejiwaan.Ide sebagai gagasan kejiwaan itulah kebenaran atau nilai sejati yang
absolute dan abadi.Sebagai variasi dari aliran filsafat ini dikenal adanya
spiritualisme,rasionalisme,dan neokantianisme yang pada dasarnya menekankan
bahwa pendidikan merupakan kegiatan intelektualuntuk membangkitkan ide-ide yang
masih laten antara lain melalui intropeksi dan Tanya jawab.Oleh karena
itu,sebagai lembaga pendidikan,sekolah berfungsi membantu siswa mencari dan
menemukan kebenaran,keindahan dan kehidupan yang luhur.
3) Pragmatisme
|
Aliran
filsafat pragmatisme berpandangan bahwa segala sesuatu harus dinilai dari
segikegunaan praktis.Dengan kata lain,paham ini menyatakan yang berfaedah itu
harus benar atau ukuran kebenaran didasarkan pada kemanfaatan dari sesuatu itu
kepada manusia.Bagi pragmatisme,pendidikan adalah suatu proses eksperimental
dengan metode pemecahan masalah sebagai metode terpenting dalam pendidikan.Apa
yang dipelajari harus dapat diterapkan untuk memecahkan masalah yang
dihadapi.Bukanlah pendidikan jika tidak dapat memecahkan masalah.
4) Filsafat
Pendidikan yang Dipengaruhu oleh Agama
Agama apapun
di dunia ini mempunyai pandangan mendasar yakni tentangTuhan yang menciptakan
segala sesuatu dan pandangan hidup tertinggi adalah iman kepada Tuhan sebagai
yang menentukan segala sesuatu dalam hidup ini.Hakikat manusia adalah kesatuan
ubuh dan jiwa,manusia dapat mencapai pengetahuan mutlak asalkan dengan
menggunakan akal dan iman.Oleh karena itu,pendidikan harus didasarkan atas
kenyataan alam sebagai ciptaan Tuhan yang didalamnya kebaikan dan kemanfaatan
yang tinggi.Tuhanlah yang menerangi manusia untuk menemukan keajaiban-keajaiban
dibalik kenyataan ini.Kemampuan manusia ada batasnya sepanjang diperkenakan
oleh Tuhan.
5) Pancasila
sebagai Landasan Filosofi Sistem Pendidikan Nasional
Salah satu
tujuan pendidikan adalah membentuk kewarganegaraan setiap orang artinya setiap
orang harus bertumbuh menjadi anggota masyarakat yang baik,sebagai warga Negara
yang baik berdasarkan nilai-nilai kehidupan universal dan falsafah bangsa dan
Negara.Pasal 2 UU-RI No.2 Tahun 1986 menetapkan bahwa Pendidikan Nasional
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.Rincian selanjutnya tentang
hal itu tercantum dalam penjelasan Undang-Undang RI No.2 tahun 1989,yang
menegaskan bahwa pembangunan nasional termasuk dibidang pendidikan,adalah
pengalaman pancasila,dan untuk itu pendidikan nasional mengusahakan antara
lain:”Pembentukan manusia Pancasila sebagai manusia pembangunan yang tinggi
kualitasnya dan mampu mandiri” (Undang-Undang,1992:24).Sedangkan Ketetapan
MPR-RI No.II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila (P4)
menegaskan pula bahwa Pancasila itu adalah jiwa seluruh rakyat
Indonesia,kepribadian bangsa Indonesia,pandangan hidup bangsa Indonesia,dan
dasar Negara Republik Indonesia.Pancasila sebagai sumber dari segala gagasan
mengenai wujud manusia dan masyarakat yang dianggap baik,sumber dari segala
sumber nilai yang menjadi pangkal serta muara dari setiap keputusan dan
tindakan dalam pendidikan,dengan kata lain:Pancasila sebagai sumber system nilai dalam pendidikan.Bagi bidang
pendidikan,hal ini sangat penting karena akan terdapat kepastian nilai yang
menjadi pedoman dalam pelaksanaan pendidikan. Petunjuk
pengalaman pancasila tersebut dapat pula disebut sebagai 36 butir nilai-nilai
pancasila sebagai berikut:
1) Ketuhanan
Yang Maha Esa
(1)
|
Percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab.
(2) Hormat
menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dan pemeluk-pemeluk
kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
(3) Saling
menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agma dan kepercayaannya.
(4) Tidak
memaksakan sesuatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.
2) Kemanusiaan
yang adil dan beradab
(5) Mengakui
persamaan derajat,persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama
manusia.
(6) Saling
mencintai sesama manusia.
(7) Mengembangkan
sikap tenggang rasa.
(8) Tidak
semena-mena terhadap orang lain.
(9) Menjunjung
tinggi nilai kemanusiaan.
(10)
Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
(11)
Berani membela kebenaran dan keadilan.
(12)
Bangsa Indonesia merasakan dirinya
sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu dikembangkan sikap hormat
menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.
3) Persatuan
Indonesia
(13)
Menempatkan persatuan, kesatuan,
kepentingan, dan keselamatan bangsa dan Negara
di atas kepentingan pribadi atau golongan.
(14)
Rela berkorban untuk kepentingan bangsa
dan negara.
(15)
Cinta tanah air dan bangsa.
(16)
Bangga sebagai bangsa Indonesia dan
bertanah air Indonesia.
(17)
Memajukan pergaulan demi persatuan dan
kesatuan bangsa yang ber-Bhineka Tunggal
Ika.
4) Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan.
(18)
Mengutamakan kepentingan Negara dan
masyarakat.
(19)
Tidak memaksakan kehendaknya kepada
orang lain.
(20)
Mengutamakan musyawarah dalam mengambil
keputusan untuk kepentingan bersama.
(21)
Musyawarah untuk mencapai mufakat
diliputi oleh semangat kekeluargaan.
(22)
Dengan itikad baik dan rasa tanggung
jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
(23)
Musyawarah dilakukan dengan akal sehat
dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
(24)
Keputusan yang diambil harus dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.
5) Keadilan
social bagi seluruh rakyat Indonesia
(25)
|
Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur, yang
mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan bergotong royong.
(26)
Bersikap riil.
(27)
Menjaga keseimbangan antara hak dan
kewajiban.
(28)
Menghormati hak-hak orang lain.
(29)
Suka memberi pertolongan kepada orang
lain.
(30)
Menjauhi sikap pemerasan kepada orang
lain.
(31)
Tidak bersifat boros.
(32)
Tidak bergaya hidup mewah.
(33)
Tidak melakukan perbuatan yang merugikan
kepentingan umum.
(34)
Suka bekerja keras.
(35)
Menghargai hasil karya orang lain.
(36)
Bersama-sama berusaha mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan social.
2.2 Pancasila
Sebagai Pandangan dan Cara Hidup Bangsa
1).
Pandangan Hidup
Istilah “Pandangan Hidup” (bahasa Indonesia) mengandung
artian yang identik dengan istilah-istilah lainnya, seperti Way of life (bahasa
Inggris) atau Weltanschauung dan Libensanschauung (bahasa Jerman) yang berarti
tinjauan dunia dan tinjauan hidup (Rizal Mustansyir, 1997, halaman 21).
Prof. Dr. Koento
Wibisono Siswomihardjo, mengatakan “Pengertian kita tentang Filsafat
yang kita pergunakan dalam percakapan sehari-hari cenderung untuk diberi arti
sebagai azas atau suatu pendirian yang mengandung prinsip-prinsip yang
kebenarannya telah kita terima, sedemikian rupa sehingga azas atau pendirian
kita tadi, kita pergunakan sebagai dasar dan arah kehidupan kita dalam
masyarakat untuk menjawab masalah-masalah fundamental yang telah dapat begitu
saja secara teknis”.
Prof. Dr. Udin S. Winaputra, mengatakan “Dalam pandangan
hidup bangsa terkandung konsepsi dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan
terkandung pula dasar pemikiran terdalam dan gagasan mengenai wujud kehidupan
yang dianggap baik. Pandangan hidup adalah kristalisasi. Pancasila dalam
pengertian pandangan hidup sering juga disebut way of life, pegangan hidup,
pedoman hidup, pandangan dunia, petunjuk hidup”. (Winataputra, Udin S., 2000 :
5,6).
|
Prof.
Dr. Damardjati Supadjar, dalam bukunya yang berjudul “Pemikiran Kefilsafatan Nusantara” mengatakan Filsafat sebagai Pengantar Hikmat atau Sistem Hikmat,
dapat ditelaah secara teoritis atau secara praktis. Secara Teoritis
telaah itu mengantarkan seseorang kepada pada derajat akademik tertinggi yaitu
Doktor, sedangakan secara Praktis bisa menjadikan seorang filosof.
Pemikiran kefilsafatan timur (termasuk Indonesia) nampaknya lebih mengenai
pengantar hikmah, baik sebagai pandangan hidup, pegangan hidup, atau sikap dan
cara hidup”. (Damardjati Supadjar, 1997, halaman 2).
Mengacu pada beberapa pandangan tersebut di atas dapat
disimpulkan pokok pikiran tentang pemikiran dan makna pandangan hidup sebagai
berikut :
a. Pandangan
Hidup adalah kebenaran filosofis yang diterima dan diyakini secara radikal dan
universal yang kemudian dijadikan azas, criteria, tolak ukur, paradigma,
prinsip,pedoman,pegangan,penuntun,dasar dan arah kehidupan
(bermasyarakat,berbangsa,dan bernegara) untuk memecahkan berbagai persoalan
mendasar yang tidak dapat diselesaikan secara teknis keilmuan.
b. Pandangan
Hidup adalah kristalisasi dan
intitusionalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki,yang sudah diuji dan
diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad atau semangat untuk mewujudkannya.
c. Pandangan
Hidup adalah kebenaran-kebenaran filosofis yang bersifat radikal,mendasar dan
universal.Karena itu,tidak ada bahkan tidak akan pernah ada pandangan hidup
tanpa filsafat/falsafah hidup.
2).Pancasila sebagai
Pandangan dan Cara Hidup Bangsa Indonesia
Kedudukan/peran
Pancasila sebagi Pandangan Hidup,mengandung pengertian dan makna yang sangat mendalam dan
mendasar,diantaranya:
a. Bahwa
nilai-nilai dan norma-norma Filosofis Pancasila menjadi
pedoman,acuan,pegangan,penuntun,dan penentu arah didalam berpikir,bersikap dan
bertingkah laku.
b. Bahwa
nilai-nilai dan norma-norma Filisofis Pancasila menjadi ukuran/criteria dan
paradigma didalam mengevaluasi pola sikap dan tata laku Pancasilais dari setiap
orang Indonesia baik sebagai warga masyarakat dan bangsa maupun sebagai warga
Negara Republik Indonesia.
c. Bahwa
apapun yang dilakukan oleh masyarakat,bangsa dan Negara Indonesia dimana saja
dan kapanpun,haruslah merupakan upaya pengamalan dan pelestarian nilai-nilai
dan norma-norma Filosofis Pancasila.
2.3 Pentingnya Psikologis sebagai Landasan
Pendidikan
|
Pendidikan
selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia,sehingga landasan yang penting dalam
bidang pendidikan adalah landasan psikologis.Pada umumnya landasan psikologis
dalam pendidikan tersebut terutama tertuju pada pemahaman manusia,khususnya
tentang proses perkembangan dan proses belajar.Terdapat beberapa pandangan
tentang hakikat manusia ditinjau dari segi psikologis dalam kaitannya dengan
pendidikan,yakni strategis disposisional,strategis behavioral,dan strategis
phenomenologist/humanistic.Strategis disposisional,terutama pandangan
konstitusional dari Kretschmer dan Sheldon,memberikan tekanan pada peranan
factor hereditas dalam perkembangan manusia.Pada strategis behavioral dan
strategis phenomenologis ditekankan peranan factor belajar dalam perkembangan tersebut,akan
tetapi keduanya mempunyai pandangan yang berbeda tentang bagaimana proses
belajar itu terjadi.Perbedaan itu terjadi karena adanya “two models of man” (istilah dari William D.Hitt,1969) yang menyebabkan terjadinya “Lockean and Leibnitzian tradition” (istilah dari G.W.Aliport).Bagi tradisi ala J.Locke
(Lockean Tradition) pengetahuan
berasal dari stimulasi eksternal sehingga manusia adalah penerima dan pelanjut
informasi (a receiver and transmitter of
information);sedangkan tradisi ala G.Leibnitz (Leibnitzian Tradition) berpendapat bahwa pengetahuan dihasilkan
dari dalam,manusia sebagai pembangkit atau generator informasi (is derived from within,man is a generator of information).Strategi behavioral yang
bertolak dari “Lockean tradition” memandang
manusia terutama sebagai makhluk pasif yang tergantung pada pengaruh
lingkungannya;pandangan ini antara lain tampak pada BE Skinner dangan “A Scientific Psychologi”nya.Strategis
phenomenologist bertolak dari “Leibnitzian
tradition” yang memandang manusia sebagai makhluk aktif yang mampu beraksi
dan melakukan pilihan-pilihan sendiri;pandangan ini tampak pada “A Humanistik
Psychology” dari Carl R.Rogers.Dalam kenyataannya,manusia bukan hanya “receiver and transmitter of information”
tetapi juga “generator of information”
(Sulo Lipu La Sulo,1981:40-41).Perbedaan pandangan tentang hakikat manusi
ditinjau dari segi psikoedukatif tersebut antara lain tampak dalam perbedaan
pandangan tentang teori-teori belajar,factor-factor penentu perkembangan
manusia,dan sebagainya.Perbedaan pandangan tersebut dapat berdampak pula dalam
pandangan tentang pendidikan.
Pemahaman
peserta didik,utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan,merupakan salah
satu kunci keberhasilan pendidikan.Oleh karena itu,hasil kajian dan penemuan
psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan,umpama
pengetahuan tentang aspek-aspek pribadi,urutan,dan ciri-ciri pertumbuhan setiap
aspek,dan konsep tentang cara-cara paling tepat untuk mengembangkannya.
|
Untuk
maksud itu psikologi menyediakan sejumlah informasi tentang kehidupan pribadi
manusia pada umumnya serta gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek
pribadi.Individu memiliki bakat,kemampuan,minat,kekuatan serta tempo,dan irama
perkembangan yang berbeda satu dengan yang lain.Sangat sukar untuk diharapkan
sama,terlebih-lebih apabila mempunyai pengalaman hidup yang berbeda.Sebagai
implikasinya pendidik tidak mungkin memperlakukan sama kepada setiap peserta
didik,sekalipun mereka mungkin memiliki beberapa kesamaan.Penyusunan kurikulum
perlu berhati-hati dalam menentukan jenjang pengalaman belajar yang akan
dijadikan gari-garis besar program pengajaran serta tingkat kerincian bahan
belajar yang digariskan.Perbedaan individual terjadi karena adanya perbedaan berbagai aspek kejiwaan
antar peserta didik,bukan hanya yang berkaitan dengan kecerdasan dan
bakat,tetapi juga perbedaan pengalaman dan tingkat perkembangan,perbedaan
aspirasi dan cita-cita,bahkan perbedaan kepribadian secara keseluruhan.
Kajian
psikologi yang erat hubungannya dengan pendidikan adalah yang berkaitan dengan
kecerdasan,berpikir dan belajar.Kecerdasan umum (inteligensi) ataupun
kecerdasan dalam bidang tertentu (bakat) banyak dipengaruhi oleh kemampuan
potensial;namun kemampuan potensial itu hanya akan actual apabila dikembangkan
dalam situasi yang kondusif.Kecerdasan actual terbentuk karena adanya
pengalaman.Jean Piaget berpendapat
bahwa kecerdasan merupakan internalisasi pengalaman.Pembentukan kecerdasan
dapat dilakukan dengan menciptakan kondisi lingkungan, kesempatan, dan iklim
emosi yang memungkinkan individu untuk memperoleh pengalaman tertentu. Dengan
demikian semakin baik kondisi-kondisi yang dimiliki individu, akan semakin
meningkat kecerdasan individu untuk memperoleh pengalaman tertentu tersebut.
Penelitian terhadap bayi kembar identik (bayi kembar yang memiliki potensi
bawaan yang relative sama) yang kemudian diadakan pemisahan dan pembedaan
kondisi ternyata akhirnya terdapat perbedaan indeks kecerdasannya. Indeks
kecerdasan, yang sering dikenal dengan sebutan IQ, dapat diukur dengan tes-tes
kecerdasan (Wayan Ardhana, 1986: Modul 1/46). Pengembangan kecerdasan itu akan
terwujud dalam berbagai bentuk kemempuan berpikir, baik berpikir konvergen dan
divergen, maupun berpikir intuitif dan reflektif. Berpikir konvergen (memusat)
terutama bersifat logis konvensional, sedangkan berpikir divergen (memancar)
terutama inovatif-kreatif. Dewey (1910, dan Wayan Ardhana 1986) mengajukan lima
langkah pokok untuk memecahkan masalah:
(1) Menyadari
dan merumuskan suatu kesulitan.
(2) Mengumpulkan
informasi yang relevan.
(3) Merakit
dan mengklarifikasi data serta merumuskan hipotesis-hipotesis.
(4) Menerima
atau menolak hipotesis tentatif.
(5) Merumuskan
kesimpulan dan mengadakan evaluasi.
Sedangkan James Conant
(1951, dari Wayan Ardhana 1986: Modal 1/47) mengajukan 6 langkah dalam
pemecahan masalah:
(1) Menyadari
dan merumuskan sesuatu.
(2) Mengumpulkan
informasi yang relevan.
(3) Merumuskan
hipotesis.
(4) Mengadakan
proses deduksi dari hipotesis.
(5) Menguji
hipotesis dalam situasi aktual.
(6) Menerima,
mengubah atau menolak hipotesis.
|
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Landasan sangat penting karena
pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat
bangsa tertentu.Beberapa landasan pendidikan tersebut adalah landasan folosofis
dan landasan psikologi,yang sangat memegang peranan penting dalam menentukan
tujuan pendidikan.
Pasal 2 UU RI No.2 Tahun 1986
menetapkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan UUD 1945. sedangkan Ketetapan MPR
RI No. II/MPR/1978 tentang P4 menegaskan pula bahwa Pancasila adalah jiwa
seluruh rakyat indonesia.
3.1 Saran
Dalam
proses pendidikan alangkah baiknya di terapkan landasan dan asas pendidikan
terutama landasan filosofi dan landasan psikologi,dengan begitu pendidikan di
Indonesia akan lebih maju.
|
DAFTAR
PUSTAKA
Kadir,Abdul.2012.Dasar-dasar
Pendidikan.Jakarta:Kencana Prenada Media Group.
Bakri,N.M.,1998,Isi Arti Pancasila,Yogyakarta,Pusat
Studi Pancasila
|
TOTO - Titanium Art - TITNA® and TOTO.
BalasHapusTOTO is powerbook g4 titanium TOTO, titanium chords a where is titanium found metal art company based micro touch titanium trimmer in Temecula, California. The company designs and produces quality metal ford focus titanium hatchback sculpture in a variety of